Rapal JKN
Pernah Ikut Ajang Indonesia Mencari Bakat
Tana Paser, helloborneo.com – Ditengah perkembangan budaya luar di Indonesia khususnya di Kalimantan Timur. Membuat kalangan remaja enggan untuk membudayakan tarian daerah. Namun tak seperti Eva Amira Belli (16) yang sudah sejak SMP menekuni dunia tari daerah, untuk melestarika budaya Paser.
Memiliki cita-cita sebagai seorang arsitek, tidak membuat kecintaan Eva terhadap budaya lokaln luntur. Bahkan gadis belia ini memiliki cita-cita lain untuk memperkenalkan tarian khas Paser seperti, Tari Ronggeng Paser, Tari Rembara, Tari Gantar, Tari Jepen Daya Taka, Tari Singkir dan beberapa tarian Paser lainnya.
“Saya tidak pernah merasa malu untuk menampilkan tarian khas daerah saya, justru saya ingin memperkenalkan tarian khas kami ke dunia luar. Agar Kabupaten Paser, bisa lebih dikenal lagi melalui budayanya,” tutur gadis bergolongn darah O ini.
Selain itu dengan prestasi yang dimiliki Eva juga pernah memenangi beberapa kompetisi tingkat provinsi dan pengalama pentas di luar daerah. Membuat Eva ingin mendirikan sanggar tari sendiri nantinya. Agar bisa lebih memperluas dan meningkatkan minat bakat muda-mudi di Kabupaten Paser di bidang kebudayaan.
“Saya memang memiliki keinginan untuk membuat sangar tari sendiri, karena saya ingin mengenalkan bahwa menari daerah itu mudah dan tidak kolot. Seperti presepsi beberapa kalagan remaja saat ini,” ungkap gadis yang sempat mengikuti ajang Indonesi Pencari Bakat (IMB) ini.
Namun, meski kecintaanya terhadap tari daerah sangat tinggi, Eva tidak pernah melupakan kewajibanya sebagai seorang pelajar. Bahkan dia selalu menduduki peringkat pertama di sekolah sejak duduk di sekolah dasar.
“Alhamdulilah, meski terkadang harus latihan hingga larut malam. Tetapi saya tetap meluangkan waktu untuk belajar,” terang Eva.
“Meski sebenarnya lebih mudah menari dibandingkan belajar di sekolahan,” lanjutnya.
Tak hanya itu Eva juga menuturkan kesuksesannya dalam dunia tari tak lepas dari peran kedua orang tuanya Amirudin dan Nursaniah yang selalu memberi support. Walau pun terkadang Eva harus pulang malam lantaran berlatih untuk menghadapi lomba, mendapatkan sedikit tausiah dari ayahnya.
“Masih sering kena marah sama ayah, tetapi meski begitu. Mereka selalu supot dan mendukung bahkan ibu saya selalu menyempatkan untuk melihat penampilan saya saat lomba,” ujar pecinta war pink ini. (adv/rol)