Rapal JKN
Tana Paser, helloborneo.com – Kenaikan harga sayur mayur akibat dampak gagal panen karena musim kemarau dan musim El Nino yang melanda Kabupaten Paser, membuat para ibu rumah tangga (IRT) mulai mengeluh. Pasalnya harga produk pertanian yang kian melonjak, salah satunya yang meningkat drastis ialah cabai, seperti yang terjadi di Pasar induk Senaken.
Naiknya harga cabai diperkirakan masih akan terus berlangsung seiring masih panjangnya musim kemarau. Apalagi dampak dari tingginya harga cabai adalah gagal panen.
Mengenai hal ini Kabid Perdagangan Duma Alfira mengatakan, kenaikan harga cabai yang mulai mengalami kenaikan ini, sangat di pengaruhi oleh musim dan gagalnya panen yang dialami para petani.
“Harga cabai di pasaran mulai naik, hal ini dikarenakan musim kemarau dan bisa dilihat banyaknya petani yang mengalami gagal panen,” ujarnya.
Kenaikan harga cabai yang sebelumnya sekitar Rp. 30.000 sekarang mulai memasuki harga Rp.60.000 hingga Rp.70.000 /kg nya. Kenaikan ini dialami semua jenis cabai, terutama cabai keriting dan cabai merah.
Duma lanjut menyatakan, kenaikan ini akan terus berlangsung, apabila kemarau terus berkepanjangan.
“Untuk saat ini, jika kemarau terus berkepanjangan pastinya harga cabai pun akan terus mengalami kenaikan,” tuturnya.
Selain itu permintaan tinggi dan pasokan yang sedikit membuat harga cabai melambung. Akibatnya pembeli berkurang dan pemasukan pedagang menurun. Masyarakat mengharapkan pemerintah segera turun tangan menstabilkan harga cabai. (rol)