Suherman
Penajam helloborneo.com – Satelit NOAA-18 mendeteksi “hotspot” atau titik panas rawan kebakaran di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, kata Kepala Bidang Kehutanan Dinas Kehutanan dan Perkebunana (Dishutbun) setempat, Sugino, masih relait aman, meskipun kemarau panjang melanda daerah itu.
“Berdasarkan pantuan satelit NOAA-18 sumber informasi Sipongi sebagai perangkat deteksi pusat data titik panas. “hotspot” rawan kebakaran lahan di wilayah Penajam Paser Utara masih relatif aman ttidak ada kepulan asap yang terpantau tebal dari satelit itu,” ungkap Sugino di Penajam, Selasa.
Namun ia mengaku, sepanjang musim kemarau tahun ini (2015), Dishutbun telah menangani lima kasus kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di wilayah Penajam Paser Utara, di antaranya di Kelurahan Waru, Mentawir, Giri Purwa, Sotek dan Kelurahan Penajam.
“Sampai Agustus 2015 kami terjadi kebakaran hutan dan lahan dilima lokasi, tapi kabakaran lahan dan hutan itu masih normal dan dapat ditangani,” kata Sugino.
Dinas Kehutana dan Perkebunan Kabupaten Penajam Paser Utara, menurutnya, melibatkan masyarakat kelurahan dan desa untuk melakukan pengawasan dan menagtisipasi terjadinya kebakakaran lahan dan hutan, serta memasang papan himbauan dititik panas atau “hotspot” di wilayah Penjam Paser Utara.
“Selain libatkan warga untuk pengawasan dan antisipasi kebakaran lahan dan hutan itu, kami juga pasang papan himbuan disetiap titik panas rawan kebakaran dengan mencatumkan “call center” 0813-1003-5000 dan “SMS cente” 0812-9718-500,” jelas Sugino.
Selain itu Dishutbun Kabupaten Penajam Paser Utara, lanjut dia juga menyiagakan 15 personel dan satu unit mobil pemadam kebakaran untuk menangani kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sehingga kebakaran hutan dan lahan yang terjadi bisa segera diantisipasi agar tidak meluas.
“Dengan luas wilayah 330 kilometer prsegi, kami siagakan 15 personel terbagi dalam 3 waktu kerja, satu mobil pemadam kebakaran kapsitas tangki 5.000 liter air yang disiagakan di Kecamatan Waru,” kata Sugino. (bp/*esa)