587 Hektare Padi Puso Karena Terlambat Tanam

Suherman

 

Penajam, helloborneo.com – Sebanyak 587 hektare padi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, dipastikan puso atau gagal panen karena terlambat tanam pada musim tanam kedua tahun ini (2015).

Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluh Kabupaten Penajam Paser Utara, Surito Widarie di Penajam, Senin mengatakan, kekeringan berkepanjangan di wilayah Penajam Paser Utara membuat 587 hektare padi gagal panen karena petani terlambat menanam padi.

“Kondisi 587 hektare pad itu sudah tidak dapat tertolong lagi, walaupun ada air untuk mengairi sawah tersebut karena petani terlambat tanam,” katanya.

Namun tanaman padi seluas 587 hektare yang gagal panen tersebut, lanjut Surito Widarie, tidak mempengaruhi persediaan beras di Kabupaten Penajam Paser Utara. Diperkirakan sisa tanaman padi yang tidak terkena puso atau gagal panen akan dipenen skitar akhir September 2015.

“Hasil panen 2014 mencapai 46 ribu ton sedangkan kebutuhan pangan masyarakat hanya 18 ribu ton, jadi masih ada surplus dan ditambah hasil panen dari sisa padi yang tidak gagal panen,” jelasnya.

“Di gudang Bolog masih ada 4.500 ton ditambah cadangan pangan dari pemerintah 100 ton yang masih utuh sampai sekarang, jadi masyarakat tidak usah khawatir dengan kondisi sekarang ini,” ujar Surito Widarie.

Selain itu tambahnya, uUntuk mengatasi kekeringan yang terjadi, Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluh Kabupaten Penajam Paser Utara telah mempraktikan teknologi pupuk Nano dengan menggunakan aplikasi air embun yang akan diperkenalkan kepada kelompok tani.

“Kami akan sampaikan kepada para petani terkait aplikasi pupuk Nano dengan mengunakan air embun untuk mengatasi kekeringan saat ini,” jelas Surito Widarie. (bp/*esa)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.