Suherman – Gusti
Penajam, helloborneo.com – Melalui Puisi, Komunitas Malam Puisi Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, ikut peduli akan kelestarian Teluk Balikpapan yang hingga kini kian tak tentu arah. Hingar bingar pembangunan Jembatan Pulau Balang, Kawasan Industri Kariangau hingga Kawasan Industri Buluminung menenggelamkan suara masyarakat.
Sesuai tema malam itu Merah dan Pahlawan, Malam Puisi Penajam ke-13, aktivis Peduli Teluk Balikpapan, membacakan puisi merahnya sebagai wujud permintaan untuk peduli pada lingkungan Kawasan Teluk Balikpapan.
“Puisi ini adalah puisi permintaan kami kepada masyarakat untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan di Kawasan Teluk Balikpapan,” kata Husen di Warung Keroncong, jalan raya Propinsi KM 17, Sabtu (7/11).
Pada puisinya ia menyebutkan PPU adalah pemilik 80 persen Kawasan Teluk Balikpapan yang kaya dengan sumber daya alam, di sana tumbuh puluhan juta magrove yang dihuni satwa seperti Bekantan, bahkan Pesut. Ia berharap, keutuhan kekayaan ini harus diselamatkan demi kelangsungan anak cucu.
“Selamatkan teluk kita, di mana kisah peradaban kita semula, di mana asri tanah kita berada, di mana leluhur pernah meminta harap anak cucu,” ucap dia
Penyelia Malam Puisi Penajam, Aprian DP didampingi Ady Kutu, dan Lovie Gustian mengatakan sangat mengapresiasi kedatangan teman-teman dari Komunitas Malam Puisi Balikpapan, Malam Puisi Samarinda hingga Forum Peduli Teluk Balikpapan.
“Komunitas kami mempersilakan kepada para pencinta seni sastra untuk bergabung jadi mengisi malam puisi Penajam, datang, dengan, dan bacakan puisimu. Kepedulian kami bukan sebatas puisi, tetapi juga bisa meneriakan protes, dan peduli terhadap lingkungan sekitar, ayopeduli,” terang mereka. (rol)