AH Ari B
Penajam, helloborneo.com – Rencana pembangunan SPBN (stasiun pengisian bahan bakar nelayan) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, masih terkendala karena belum tersedia lahan sebagai lokasi pembangunan SPBN tersebut.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara Ahmad Usman, saat dihubungi di Penajam, Kamis mengatakan, stasiun bahan bakar minyak khusus nelayan di Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan keharusan.
“jumlah kapal di masyarakat nelayan hingga tahun ini (2015) mencapai sekitar 4.000, jadi SPBN itu wajib ada di wilayah Penajam Paser Utara,” katanya.
Menurut Ahmad Usman, ada empat titik lokasi priritas pembangunan SPBN tersebut, diantaranya di Babulu Laut, Api-Api, Tanjung dan Penajam. Namun Dinas Perikanan dan Kelautan sampai saat ini masih terkendala lahan sebagai lokasi pembangunan SPBN yang belum tersedia.
“Kami sudah rencanakan untuk membangun SPBN di beberapa lokasi, tapi belum tersedia lahan sebagai lokasi pembangunan SPBN itu di wilayah yang telah ditetapkan,” ungkapnya.
Ahmad Usman berharap, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, dapat menyediakan lahan untuk lokasi pembangunan SPBN pada 2016, karena sumber dana untuk pembangunan fisik stasiun pengisian bahan bakar nelayan bisa didapatkan dari dua sumber.
“Biaya pembangunan fisik SPBN itu bisa didapat dari APBD Provinsi Kalimantan Timur, APBN maupun dana bantuan dari Kementerian Kelautan,” jelasnya.
Selama ini, masyarakat nelayan di Kabupaten Penajam Paser Utara seringkali mengeluh terkait ketersediaan bahan minyak jenis solar di SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum maupun di Agen (Premium dan Minyak Solar APMS) cukup minim.
Bahkan tidak jarang para nelayan di Kabupaten Penajam Paser Utara terpaksa membeli solar di luar daerah atau membeli dieceran dan pengetab dengan harga yang cukup tinggi. (bp/*esa)