Bagus Purwa
Balikpapan, helloborneo.com – Patung di Taman Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) di Jalan Jenderal Sudirman, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (8/9), tumbang sekira pukul 14.30.
Saat itu langit mendung tebal, patung seorang prajurit dayak, seorang laskar pejuang, dan seorang anggota TNI itu terjungkal ke pelataran di bawahnya.
“Kami lihat sepertinya besi penyangga atau penahan patung itu memang aus di makan karat,” kata Asisten I Tata Pemerintahan Sekretaris Kota Balikpapan Syaiful Bachri saat dihubungi helloborneo.com di Balikpapan, Jumat.
“Kami meninjau ke Menpora tidak lama setelah infomasi kejadian itu menyebar ke berbagai media sosial, dan patung itu jatuh ke sisi kanan pondasi setinggi 3 meter yang menjadi tempat berdirinya,” ujarnya
Untuk keamanan polisi memberi batas dengan pita kuning garis polisi. Seorang polisi militer dari Kodim Balikpapan ditugaskan berjaga di dekat patung itu untuk sementara.
“Kalau bangunan berada di tepi pantai, risikonya begitu. Mereka menghadap bahaya korosi lebih besar. Penyebab utamanya kelembaban dari air laut,” jelas Syaiful Bachri.
Patung ketiga karakter tersebut dibuat dari perunggu dengan skala 3 kali lebih besar dari pada manusia normal. Ketiga karakter patung itu dalam aksi menegakkan tiang yang di ujungnya terikat bendera merah putih.
Diduga inspirasi adegan itu dari foto pengibaran bendera Amerika di Iwo Jima pada Perang Dunia II. Menurut catatan Syaiful Bachri, patung Monpe itu mulai dipasang di taman pada 1983 di masa pemerintahan Wali Kota Kolonel Sjarifuddin Joes. Patung itu pun menjadi sentral dari Taman Monpera.
Pantai itu juga bagian dari saksi Perang Dunia II. Pada bulan Juli 1945, setelah membombardir pertahanan Jepang hingga nyaris menghancurkan seluruh kota, para serdadu yang dipimpin Jenderal McArthur mendarat di Klandasan. (bp/*rol)
