TB Sihombing

Paser, helloborneo.com – Sebanyak 121 unit bangunan rumah warga Desa Jemparing, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, terendam banjir pasca hujan yang mengguyur selama 7 jam sejak Sabtu (11/07) lalu.
Banjir merendam sejumlah rumah tinggal warga serta beberapa fasilitas umum, diantaranya mushola, dua bangunan sekolah, gedung kantor kelurahan dan posyandu tersebut terjadi Minggu (12/07) pukul 04.30 dini hari.

Anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser, Putu mengatakan sementara ini korban yang terdampak sebanyak 128 Kepala Keluarga (KK) dengan total sebanyak 414 jiwa.
“Banjir disebabkan intensitas hujan. Itu terjadi di RT 02 dan RT 04 Kelurahan Long Ikis. Sementara di Desa Jemparing yaitu di RT 02, RT 03, RT 04, dan RT 08, dengan ketinggian air mencapai 2 meter dan terendah 30 centimeter,” kata Putu, Senin (13/07/2020)
Ia membeberkan penyebab terjadinya banjir akibat kondisi wilayah setempat dengan dataran rendah, didukung pasang air laut, serta adanya pendangkalan sungai dan kuranganya resapan air di daerah aliran Sungai Kasurau.

“Kita khawatir banjir datang lagi. Soalnya hujan ini datang terus. Apalagi kita dekat dengan laut, sementara daerah aliran sungai terjadi pendangkalan dan minim serapan juga. Kami berharap adalah solusi dari pemerintah daerah,” ungkap Sahidin Nur, Ketua RT 02, Kelurahan Long Ikis.

Sementara itu berbagai kalangan masyarakat turut membantu warga korban terdampak banjir dengan menyalurkan bantuan, diantaranya dating dari Srikandi PP, Tim Orange, Robin Hood, dan Pemuda Pancasila.
Bantuan yang diterima diantaranya 100 kilogram beras, 20 dus mie instan, 20 rak telur, 10 kilogram gula pasir, 10 dus teh kotak, 10 kilogram kopi, dan 10 dus minuman kemasan. Bantuan tersebut disalurkan ke setiap posko yang dibuka oleh masing masing Ketua RT.
“Ini bentuk kepedulian kami terhadap warga terdampak banjir. Semoga dengan bantuan ini memberi efek kepada kalangan masyarakat lainnya untuk turut membantu korban banjir di Kabupaten Paser,” ucap Robin Hood Paser.
Akibat peristiwa tahunan ini, beberapa warga terdampak banjir diantaranya terpaksa memilih harus mengungsi, sementara warga lainnya memilih bertahan. Namun kekhawatiran muncul akan terjadinya banjir susulan mengingat prediksi masuk dimusim penghujan. (sop/tan)