Pertumbuhan Ekonomi Minus 2,77%, DPRD Paser Minta Pemkab Paser Segera Ambil Langkah Strategis

Foto Hendra Wahyudi, Ketua DPRD Paser.

Tana Paser, helloborneo.com – Penurunan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 lalu, karena menurunnya aktifitas ekonomi akibat dari pandemi COVID-19, mendapat sorotan dan catatan dari DPRD Kabupaten Paser.

Dipaparkan oleh Hendra Wahyudi, Ketua DPRD Paser pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Paser pada 2020 lalu minus 2,77 persen, mengingat 2019 sebesar 3,97 persen.

Mengarungi 2021, Bupati dr Fahmi Fadli, dan Wakil Bupati Paser, Syarifah Masitah Assegaf dihadapi dengan banyaknya pekerjaan rumah (PR) yang harus ditingkatkan atau diperbaiki. Yakni infrastruktur, penguatan ekonomi daerah, serta pengembangan SDM.

Hendra mengatakan pada 2020 lalu, total keseluruhan panjang jalan di Kabupaten Paser mencapai 1005,20 kilometer. Namun kondisi jalan laik, tak memuaskan hanya menembus angka 23 persen. Dengan rincian, kategori baik 20,61 persen dan kategori sedang sebesar 2,87 persen.

“Sedangkan 77 persen sisanya masih kondisi rusak ringan yaitu 37, 69 persendan rusak berat mencapai 38, 83 persen,” kata Hendra Wahyudi, Senin (5/04/2021)

Hendrapun menegaskan kualitas fasiltas umum di Kabupaten Paser perlu menjadi perhatian serius. Bahkan keresahan warga, kerap dituangkan laman media sosial, seperti Facebook. Terlebih kondisi jalan, masih banyak berupa tanah merah, berlubang maupun sebagian ruasnya rusak. Dan menjadi sulit diakses kendaraan, usai diguyur hujan.

“Hal itu sangat memprihatinkan. Karena kondisi jalan ini sangat menunjang aktivitas ekonomi masyarakat,” sebut Politisi PKB itu.

Pihaknya berharap dengan keterbatasan kemampuan keuangan yang dimiliki, Pemkab Paser perlu memikirkan sumber-sumber pembiayaan lainnya. Guna menuntaskan persoalan pembiayaan untuk pembangunan dan peningkatan infrastruktur jalan.

“Ini diperlukan mengambil langkah strategis untuk memaksimalkan sektor-sektor ekonomi lokal atau non tambang. Seperti pertanian dalam arti luas, pengolahan dan perdagangan, agar tak terlalu tergantung dengan sektor pertambangan maupun penggalian,” imbuh dia.

Informasi sebelumnya, angka penduduk miskin pada 2020 mengalami peningkatan menjadi 9,23 persen dari 2019 lalu yang hanya 8,95 persen. Untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami penurunan, menjadi 72,04 persen, karen 2019 sebesar 72,29 persen.

Dalam laporan kinerja 2020 lalu, Pemkab Paser juga berhasil menekan angka pengangguran. Mengalami penurunan menjadi 4,52 persen, dibandingkan 2019 mencapai 4,55 persen.

“Walaupun pengangguran mengalami penurunan. Namun kedepan tetap harus mengambil langkah-langkah strategis melalui program yang mampu menstimulus terbukanya lapangan kerja baru,” tandas Hendra. (/sop/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.