ES Yulianto

Penajam, helloborneo.com – Desa Telemow di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, kawasan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara berpotensi bencana tanah longsor tertinggi dan belum ada solusi terhadap warga setempat, sehingga upaya dini hanya dengan memberikan himbaun bila adanya ancaman.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Nurlaila saat ditemui helloborneo.com di Penajam, Selasa mengatakan, seusai yang disampaikan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi, Desa Telemow berpotensi sangat tinggi terjadinya longsor di Kecamatan Sepaku.
“Kalau yang sudah dicek, didata oleh PVMBG adalah Desa Telemow kemarin dan sekitarnya karena daerah kontur tanahnya mudah bergerak,” ujarnya.
Selain kondisi alam yang banyak perbukitan, juga banyaknya masyarakat yang memanfaatkan lereng perbukitan untuk menjadikan permukiman, serta irigasi dan sanitasi yang tidak sesuai turut menjadi pemicu terjadinya longsor.
“Warga memang bermukim di wilayah lereng dan sangat berpotensi karena buangan air rumah-rumah bisa memicu longsor di wilayah itu,” ucapnya.
Sekitar 5 tahun yang lalu, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara telah menawarkan kepada masyarakat untuk direlokasi di tanah pemerintah kabupaten, tetapi ditolak lantaran masyarakat menganggap kehidupan telah layak di Desa Telemow.
“Kalau solusi sebenarnya sudah ditawarkan desa dan sempat memberikan pilihan untuk direlokasi ke daerah Trunen, Desa Bumi Harapan cuma warga enggan keluar alasan sudah nyaman kehidupannya,” jelas Nurlaila.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara tidak pernah menutup mata akan adanya potensi bencana alam seperti tanah longsor tersebut, kendati tidak berhasil melakukan relokasi upaya untuk memberikan sinyal bencana diberikan saat curah hujan tinggi.
“Pemerintah kabupaten melalui BPBD dan aparatur setempat saat ini hanya bisa memberikan peringatan bila adanya hujan dengan intensitas tinggi di wilayah itu,” kata dia. (bp)